Saya bersama Pembina Pesantren lainnya menuju bendungan yang terletak di perbatasan Pesantren. Direncakan untuk mengambil air dari sungai. Ketika sampai di bawah saya kaget, ternyata tdk ada lagi air yang mengalir seperti biasanya, sungai dan bendungan pun ternyata ikut mengering, yang tersisa sedikit genangan air. Selama puluhan tahun saya tinggal di Kecamatan Tanete Riaja Barru, baru kali ini saya melihat sungai dan bendungan ini mengering. Kami coba menggali di tepi sungai sedalam dua meter, Alhamdulillah ada airnya. Jernih. Sekali lagi syukur alhamdulilla yaa Allah masih ada air yang tersisa di dasar sungai yg mongering ini.
Selanjutnya di belikan gorong gorong, pasang saringan ijuk. Lokasi bak penampungan Pesantren letaknya jauh dan sangat tinggi, memerlukan pompa berkekuatan besar untuk mendorong untuk sampai ke atas. Meskipun debit air yang sampai ke Pesantren sangat kecil, ini jauh lebih baik dari pada tdk ada air. Pompa bisa menyala selama 1 jam, kemudian menunggu lagi 3 jam menunggu sampai sumurnya berisi lagi. Kami harus mengkondisikan diri dengan air yang terbatas ini sampai hujan turun.