Sekitar 5 tahun lalu, tanah tempat Pesantren Alam dibangun adalah lokasi peristirahatan keluarga dan kolega. Saat itu sudah terbangun rumah atau vila, kandang ternak, kolam renang dan aneka tanaman perkebunan.
Atas saran-saran kolega yang pernah datang berlibur bahwa tempat ini sangat baik dijadikan kawasan wisata karena pemandangannya indah, udara sejuk berkabut, ada sungai mengalir, tanahnya subur dan banyak mata air yang muncul di dalam lokasi. Maka kami memutuskan akan mengembangkan area ini menjadi kawasan wisata alam komersial. Sudah adan bank yang siap untak mengucurkan kredit, tinggal menunggu peninjauan lapangan untuk verifikasi.
Suatu saat menjelang senja sambil menatap sunset di laut kejauhan, saya bersama istri, Prof. Mediaty duduk-duduk di teras vila sambil ngobrol membayangkan hasil dan keuntungan jika tempat ini sudah berdiri banyak vila, resort, spot foto, kolam renang, arena bermain, waterboom dll.
Akhirnya bincang-bincang kami berdua sampailah pada suatu pertanyaan: Jika kita berdua atau salah satunya masih hidup mungkin kita bisa mengawasi dan mengarahkan area wisata ini ke arah yg positif. Tapi bagaimana jika setelah lama kita meninggal ternyata kawasan ini jadi tempat MAKSIAT wah bagaimana ??? Bisa-bisa kita berdua dapat dosa jariah ??? Karena petanyaan bagaimana ini tidak bisa terjawab maka rencana membangun kawasan wisata menjadi batal dan pegawai bank bagian kredit tidak jadi datang.
Saya sudah tidak tahu persis kapan HIDAYAH itu datang, karena pada saat yang bersamaan ada anak saya yang mau masuk Pesantren dan saya bilang kalau Nak Iklhas serius masuk Pesantren maka Bapak akan berusaha bikinkan kamu Pesantren. Terus terang ketika saya bilang “Akan bikinkan kamu Pesantren” itu cuma kata-kata spontan, tidak serius karena ketika itu dunia kepesantrenan masih jauh dari saya. Mungkin ketika saya berucap, ada malaikat yang lewat dan meng aminkan ceplosan kami, entahlah.
Singkat cerita kami mulai dengan membangun Rumah Tahfidz dengan memondokkan sekitar 20an anak dari kampung sekitar. Lama kelamaan jumlah santri semakin bertambah akhirnya menjadi banyak, demikian juga fasilitas terbangun sedikit demi sedikit, sampai akhirnya kami bertemu mitra dan mendeklarasikan berdirinya PESANTREN ALAM INDONESIA.
Bagaimana dengan cerita wisata tadi ??, inilah kuasanya Allah, keputusan tidak melanjutkan membangun kawasan wisata ternyata tidak demikian. Wisata Alam tetap ada malah semakin berkembang karena pengunjung semakin betambah, ratusan tamu tidak putus tiap pekan datang menginap. Alhamdulillah aktifitas wisata tetap berlanjut dengan nama KAWASAN WISATA PESANTREN ALAM INDONESIA
Bagaimana dengan status tanahnya ???. Terus terang saya dan istri sangat menyukai tempat ini. Luasnya sekitar 4 hektar, di dalamnya sudah tumbuh aneka tanaman yang buahnya masya Allah sangat subur, sudah pula berdiri banyak bangunan diantaranya 15 kamar penginapan, aula, lapangan futsal, 3 kolam renang, 2 kolam ikan, arena memanah, puluhan gazebo, arena bermain anak, restoran, masjid, kuda, kambing dan masih banyak lagi. Di tempat inilah kami berdua rencana untuk tinggal ketika pensiun nanti, menikmati hari tua, beristirahat memetik hasil kerja selama bertahun2. Namun Qadarullah akhirnya kawasan yang indah ini DIWAKAFKAN untuk Pesantren Alam, kepemilikan pribadi akan berubah menjadi milik Yayasan atau Pesantren Alam.

Ini tidak bermaksud riya’ atau pamer, tapi ini demi Syiar agar perjalanan hidup saya, istri dan keluarga kiranya bisa menjadi inspirasi atau pembelajaran buat generasi muda. Ini juga nenjadi semacam permakluman bahwa Pesantren Alam Indonesia bukanlah milik pribadi, tapi milik Yayasan atau milik umat.

Pesannya adalah bahwa saya menyadari dan juga meyakini bahwa inilah aset saya diantara aset-aset lainnya yang akan saya bawa mati. Aset lain yang kami berdua kumpul akan tinggal menjadi milik anak-anak turunan dan seterusnya. Tapi aset yang kami wakafkan ini, sementara kami titip untuk dikelola dan dikembangkan oleh para penghafal Al Qur’an, Insya Allah akan bertambah lalu berkembang sehingga nanti ketika di akhirat dengan izin Allah berkat Maha Rahim dan RahmanNya semoga dikembalikan dengan jumlah dan nilai yg berlipat … Aamiin … Aamiin yaa Allah … Somaga juga dengan postingan ini ada yang baca, lalu tergerak hatinya untuk melakukan hal yang sama / berwakaf lahan Pengembangan Pesantren, maka ikhtiar saya ini akan mendapat pahala yang berantai.
Semoga langkah kami, juga postingan ini menjadi wasilah terbukanya secara terus menerus pintu hidayah buat kami dan buat semua yang baca postingan ini, semoga Allah SWT senatiasa menjaga hati kita untuk senantiasa Ikhlas, dan mensyukuri segala nikmatnya ..Aamiin yaa Rabbal Aalamiin
Dr. Hisbullah Amin
Prof. Mediaty Muhammad
Pengasuh Pesanten Alam Indonesia