DARI TAQWA INDIVIDU MENUJU TAQWA INSTITUSI DAN TAQWA SOSIAL

SETORAN HAFALAN AL QUR’AN ON LINE LANGSUNG KE MASJID NABAWI MADINAH
Juni 13, 2019
NODAI KESUCIAN MASJID: INILAH PERNYATAAN KEPRIHATINAN KAMI.
Juni 30, 2019
Intisari Kultum Ba’da subuh di Pesantren Alam Indonesia 
Setelah kita melaksanakan seluruh rangkaian ibadah dan amaliah ramadhan, kita akan menjadi alumni “Madrasah” Ramadhan yang Instrukturnya langsung Oleh Maha Guru ALLAH Yang Maha Kuasa, dengan “Modul” Al Qur’an. Insyala Allah kita akan meraih predikat “summa cum laude” dengan gelar TAQWA.
Gelar Taqwa ini akan menjadi bekal kita dalam mengarungi kehidupan, mengemban amanah sebagai kepala keluarga, pelayan masyarakat, pimpinan atau karyawan di tempat kita bekerja sampai Insya Allah Ramadhan berikut.
Predikat TAQWA bersifat tidak permanen, fluktuatif, bahkan bisa hilang, sehingga perlu terus dijaga dan dipelihara keberlanjutan (sustainabilitas) nya. Lebih mudah meraihnya dari pada mempertahankannya, seperti kebiasaan kita bersemangat membangun tetapi malas memeliharanya. Agar TAQWA terus bersemayam di jiwa maka harus terus “dipupuk” dengan mengerjakan amalan wajib dan sunnah seperti bulan ramadhan bahkan bila perlu kita menganggap seolah-olah bulan-bulan berikut adalah bulan ramadhan semuanya, terus melaksanakan puasa sunnah Senin & Kamis, rutin melaksanakan shalat tahajjud, berinfaq, sedekah, dan sebagainya.
Untuk menambah nilai ketaqwaan sehingga dia “berbunga” berlipat ganda hingga tak terbatas, maka janganlah dia berhenti pada diri kita (taqwa individu). Hendaknya nilai Takwa itu dialirkan, dipancarkan dan ditularkan kepada orang yang ada disekitar kita, dari masyarakat terkecil (keluarga), lingkungan kerja sampai masyarakat atau kehidupan sosial sehingga terbentuk TAQWA INSTITUSI bahkan TAQWA SOSIAL. Kitas harus menjadi agen estafet, menjadi RAHMATAN LIL ALAMIN, bagian dari mata rantai warisan kenabian AMAR MA’RUF-NAHI MUNKAR. Insya Allah bila nilai TAQWA sudah bersemayam di dada kita dan menjadi nilai (Core Value) dalam masyarakat maka hasil “madrasah” ramadhan akan membentuk pribadi-pribadi, institusi, kelompok masyarakat yang peduli/empati, mampu menahan hawa nafsu, jujur, santun, disiplin, taat kepada Allah, sabar, furqan,wara, dan seterusnya. Bila nilai-nilai  tersebut bisa kita raih dan amalkan secara bersama-sama, maka cita-cita negara untuk menjadi negara yang adil dan makmur, baldatun tayyibatun wa rabbun gafuur akan tercapai. Insya Allah
Bulu Dua, 10 Syawal 1440H/15 Juni 2019 M
Dr. Hisbullah
Pimpinan Pesantren Alam Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Whatsapp