
Gotong royong membuat jalan banyak saya lihat ketika saya masih tugas di puskesmas di kab. Barru tahun 1992. Pada jaman itu masyarakat dusun membuka hutan membuat jalan baru puluhan kilometer merupakan hal biasa. 25 tahun kemudian pemandangan seperti itu ternyata masih dapat kita lihat di Desa Harapan Kab.Barru, meskipun sudah mulai langka. Alhamdulillah hari ahad s/d selasa tgl 19-21 maret 2017 hampir seluruh masyarakat dusun tompo lemo lemo hadir membuat jalan beton tebal + 18 cm dgn lebar hampir 3 meter dgn panjang + 200 m. Jalan yg dibangun tsb melintasi areal pesantren menuju areal persawahan penduduk. Sekitar 80 % areal sawah penduduk dapat diakses melalui jalan tersebut. Sudah lama masyarakat mengeluhkan jauhnya jalan menuju sawah dan rusaknya jalan pesantren yg bisa mereka lewati. Apalah daya, masyarakat hanya punya tenaga tdk punya dana. Nampaknya mereka tdk mau menyerah pd nasib, mereka melakukan rapat di masjid desa, disepakati utk gotong royong menyumbang tenaga dan bahannya oleh pesantren alam. Akhirnya jalan bisa dibangun dgn murni swadaya, masyarakat menyumbang tenaga dan bahan seperti pasir,kerikil, semen, molenk ditanggung oleh pihak pesantren. Ada juga yg menyumbang konsumsi.
Alhamdulillah dgn dibangunnya jalan pintas ini, maka kendaraan roda empat bisa sampai ke pinggir sawah penduduk. Semua alat pertanian, traktor,pupuk dan gabah dgn mudah diangkut melalui jalan baru tsb. Insya Allah jalan ini akan sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, terutama pesantren alam, dan kendaraan tamu pesantren akan leluasa masuk lokasi dan parkir di depan kantor dan penginapan pesantren. Yang sangat saya syukuri adalah bahwa kepedulian masyarakat untuk mengerjakan kepentingan bersama masih sangat kuat. Ini merupakan modal yg sangat besar untuk membagun dari pinggiran. Sayang saya tdk bisa hadir menyaksikan kepolosan, menikmati senda gurau ala “orang dusun” , seandainya aku bisa hadir tentu aku akan menyaksikan pemandangan indah berupa peluh yg bercucuran, semangat membara yg dibalut keikhlasan. Saya hanya mampu membatin kok bisa yah mereka kerja dari pagi sampai sore tanpa komando. Bahkan dari gambar kita bisa melihat ada juga Ibu2 yg ikut mencampur pasir dan mendorong gerobak.
Semoga upaya masyarakat ini menginspirasi kita, terutama masyarakat Barru utk senantiasa peduli, dan care thd kemaslahatan dan kebutuhan masyarakat serta memelihara semangat gotong royong. Semoga karya dan semangat masyarakat dusun tompo lemo lemo ini dicatat sbg amal jariyah di sisiNya, Amin.
Yang menjadi pertanyaan saya selanjutnya adalah :
Apakah perlu jalan ini diberi nama ?? Apa yah nama yg cocok ??
Apakah perlu diresmikan ?? Siapa yg harus meresmikannya ??
Apakah perlu mengadakan syukuran ???
Dr. Hisbullah,
Pimpinan Pesantren Alam Indonesia